Ijen Boulevard..
Kali ini aku pengen ngajak semuanya jalan-jalan, sekaligus menambah wawasan sejarah..
mau kan, mau ya, iya dong… š
Yuk berkunjung ke kota bakso Malang,
Kita jalan kaki menyusuri jalan yang bersejarah, yaitu Ijen Boulevard. Jalan ini adalah kebanggaan warga Malang, karena keindahan dan keasrian taman di tengahnya yang juga berfungsi sebagai pemisah jalan..
Dengan jalan yang cukup lebar kita bisa lebih leluasa menikmati pemandangan dari kendaraan sewaktu melewatinya..Jika kita berjalan di area pedestrian di sepanjang jalan ini, sangat terasa nyaman dan sejuk..
Area pedestrian yang luas membuat orang yang berjalan terhindar dari kendaraan yang melintas..
Ini yang menarik. Jika kita melewati jalan ini, kita akan disuguhi oleh jajaran pohon Palem Raja (Roystenea Regia ā Latin).
Udah serasa di Sunset Boulevard Beverly Hill deh .. š
Kenapa jalan ini jadi tempat favorit jujukan turis-turis meneer londo..?
Berikut sedikit ulasannya..
# Malang Tempo Doeloe :
Pada masa pemerintahan walikota Ir EA Voonerman (1923-1933)Ā kota Malang dibangun dengan agresif. Voonerman membangun Boulevard menjadi master piecenya, dibantu Ir Herman Thomas Karsten..
Nah saat itu, opa Karsten membuat gebrakan..
Jika biasanya perumahan Hindia Belanda membagi kawasan perumahan berdasarkan ras (Eropa, China, Pribumi), di Malang upaya itu tidakĀ di lakukan..
Why..? beCoz Gemenntraad Malang tidak menginginkan bentuk kota memanjang menjauhi pusat kota..
Faktanya pembangunan justru membentuk sumbu utara selatan, seperti kawasan kayu tangan-celaket..
Akhirnya Opa Karsten mempunyai ide membuat rumah warga berdasarkan tipe vila, rumah kecil, dan kampung..
Salah satu yang dibangun adalah Vila Ijen Boulevard..
Opa Karsten memang sengaja menata jalan yang menghubungkan perumahan sederhana di Kota Malang dengan perumahan mewah dengan gradasi perpindahan yang halus..
Opa Karsten membagi daerah perumahanĀ menjadi beberapa bagian, antara lain daerah kampung tertutup, daerah kampung terbuka, daerah perumahan kecil, dan perumahan besar..
Ia mengubah pola perumahanĀ kota di Hindia Belanda yang sebelumnya dibagi berdasarkan hunian orang Eropa, daerah Pecinan, kampung Arab, dan kampung pribumi..
Opa Karsten selanjutnya membuat standar mengenai profil masing-masing jalan dan lingkungannya. Makanya, pada zaman Karsten, kampung-kampung terlihat sangat rapi dan bersih ..
Sekarang masih rapi gak ya..? š
Bagi Opa Karsten, Kota Malang adalah salah satu aplikasi atas konsep Totalbeeld-nya..
Ia menginginkan Malang menampilkan wajah yang mampu menyatukan dan menyerasikan berbagai golongan penduduk..
Saat Karsten menata Malang pada 1935, jumlah warga Kota Malang hanya sekitar 96 ribu jiwa..
Perencanaan Malang yang ditangani Karsten diorientasikannya untuk 25 tahun ke depan, artinya sampai 1960.
Kawasan elite saat itu disebut Bergenbuurt (daerah gunung-gunung), karenanya nama jalan-jalannya menggunakan nama gunung..
seperti Smeroestraat.. (Jl. Semeru)
Bromostraat.. (jl.Bromo)
Dalam menata Malang, Karsten menerapkan prinsip : pemandangan gunung di Malang harus dimaksimalisasi..
Kota Malang dikelilingi gunung..
Di sebelah barat terdapat Gunung Kawi, di sebelah timur Gunung Semeru, di sebelah barat daya Gunung Arjuna, serta lembah Brantas membelah kota..
Opa Karsten melihat Malang harus memiliki jaringan jalan dengan pemandangan terbuka,Ā agar setiap orang bisa melihat panorama gunung itu. Jalan-jalannya memiliki jalur cukup lebar dan diberi taman-taman pada titik persilangannya..
Opa KarstenĀ menghendaki jaringan jalanĀ harus mencerminkan tatanan keteraturan..
Harus ada alur dan sumbu-sumbu klimaksnya..
Misalnya, dari landmark kota Malang, Alun-alun bunder, yang ada tugunya itu, dibuat sebuah jalan yang lurus panjang melewati Jalan Semeru, menembus Jalan Ijen..
Klimaksnya, jalan ini menuju ke sebuah taman yang terbuka luas, Taman Indrokilo..
JikaĀ Jalan Semeru dikembangkan sebagai kawasan rumah tipe kecil,Ā sepanjang Ijen Boulevard kala itu dikuasai oleh pejabat dan arsitek Bouwmaatschappij Villapark..
Jadi jaman itu perumahan di Malang sudah pake’ arsitek euy..
keren-keren.. š
Bagaimana bentuk villa ini..?
Dari sisa bangunan lama yang masih ada, akan kucoba aku gambarkan..
Berikut adalah sketsa rumah dosen saya dulu, Ibu Ananda Yaqud Qutbad..
Bentuk bangunan villa biasanya hanya satu lantai dengan atap pelana yang tinggi, berkemiringan curam. Curah hujan yang tinggi dan hawa Malang saat itu yang super sejuk membuat para arsitek meniru gaya rumah Eropa..
Sedangkan untuk sirkulasi udara dan pencahayaan ruangan, dibuat bukaan dan jendela yang lebar..
Taman-taman juga menjadi salah satu unsur yang dimasukkan dalam desain. Setiap rumah di Ijen Boulevard didesain memiliki taman..
Sebagai pemisah antara kawasan rumah dengan area pedestrian di tanami jejeran pohon palem..
Taman selalu menjadi pengakhiran dari setiap titik pertemuan jalan..
Dalam sejarahnya, Kota Malang sendiri pernah dibumihanguskan oleh pejuang Republik..
Pada 29 juli 1947, Belanda melakukan aksi polisionil dan mulai menduduki Malang tepat pukul 09.30 WIB, 31 Juli 1947..
Aksi bumi hangus ini membakar Balai Kota dan bangunan penting lainnya, termasuk rumah-rumah besar..
Tak kurang dari seribu bangunan luluh-lantak diterjang api..
sedih deh.. š¦
# Malang Saat kini
Lain dulu, lain sekarang..
Dalam perkembangannya, konsep villa berpedestrian ini tidak berjalan sebagaimana mestinya..
Kini area pedestrian dibangun lebih tinggi dari permukaan jalan, membuat pejalan kaki harus naik turun di setiap gerbang rumah dan persimpangan jalan..
Dan yang paling memprihatinkan sedikit demi sedikit bangunan kuno itu terlihat dirombak oleh pemilik..
Tidak adanya implementasi Perda Cagar Budaya oleh Pemkot, akan memusnahkan peninggalan bangunan-bangunan yang sangat berharga itu..
Halo..!! Pak Walikota bikin SK larangan merombak bangunan kuno dong..
Tak dipungkiri keindahan Ijen Boulevard menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung yang melewatinya..
Konon Ijen Boulevard juga menjadi panduan bagi boulevard-boulevard yang terkenal di dunia, karena banyak orang luar yang meneliti desain boulevard ini..
Dan terakhir, jangan lupa sekedar berjalan-jalan atau melintasi jalan ini kelak ketika Anda berkunjung ke Kota Malang..
Atau jika Anda beruntungĀ menghadiri event tahunan yang diadakan di Jalan Ijen yaitu Event Malang Tempo Doeloe, setiap hari jadi kota Malang..
Jalan-jalan ke kota Malang yuks..!!
..
ps: jangan lupa kasih komen Sketsa jelekku.. he..he..
Saya pernah ke Malang, pernah menyusuri Ijen Boulevard, dan rasanya memang kayak berada di Sunset Boulevard Beverly Hills, LA (ciee … emang sudah pernah ke sana? š ). Cuma bedanya, kalau di Ijen Blvd yang lewat orangnya pendek, berkulit sawo matang, dan rambutnya item. Di Ijen Blvd juga nggak mungkin ketemu bintang pilem kondang kayak Brooke Shields atau Arnold Schwarzenegger …
Eh, tapi saya ke Malang sudah 20 tahun yang lalu, jadi sudah lupa-lupa-ingat … š®
Ulasan arsitektur-historikal yang bagus sekali, Ata. Wuih … kayak baca tulisan seorang dosen arsitektur deh … š . Jempol, jempol!
Sket rumah Bu Dosen bagoes … Kayaknya Ata dulu sering ke sana ya? Pastinya bukan untuk minta nilai ujiannya dinaikkan kan? Hihihi ……
Itu foto yang paling bawah kok aneh banget yak? Yang berdiri di belakang pada pake penutup mata item, terus ada anak muda jongkok sendirian di depan. Wew, jangan-jangan anak muda berbaju kotak-kotak itu diculik sama pejahat yang pada berdiri di belakangnya ya …. š®
Hyahaha … masih ingat cerita itu ya?
Bukan, ini di waktu yang lain kok …
Iya, jadi pengin ke Malang nih. Desember ‘kali ya, sekalian ke Bali … š
Bagus sketsanya ^_^
Dan Malang masih lebih rapi dibanding Bandung yang makin acak-acakan š¦
Kata orang Bandung yang pindah ke Malang sih gitu š
Kirain sketsa Atta muncul lagi..
Saya belum pernah ke Malang.. pengen deh ke Ijen boulevard..
Gambar yang paling bawah ituuu.. gimana kira2 nasib anak yang diculik itu ya, kayanya seram banget penculiknya matanya hitam semua..sadis keliatannya
Atta sih ga promosiin Malang sebelum kami ke Bromo..
Lah taunya Surabaya aja, udah dijelajahin jadi pulang Bromo langsung kabur deh, hehe.. kalo tau Malang bagus kan bisa mampir, xixixixi..
Aduh sudah lama sekali saya tidak ke Malang …
Jadi kepingin ke malang nih
Thanks tulisannya Ata
salam saya
Di Malang banyak gedung kuno yang indah-indah, dan itu layak dipelihara. Jalan Ijen memang indah dengan pohon palem dipinggirnya…..dan rumah-rumah besar, dengan bagunan yang khas. Mesti ada aturan agar tak bisa merombak bangunan.
Dulu saya sering banget ke Malang, karena ada beberapa klien disini…..dan menikmati keindahan kota Malang. Herannya, kok tak banyak bunga ya Ata..maksudnya tanaman bunga dipinggir jalan, di halaman rumah….kan hawanya dingin, jadi mestinya lebih banyak bunga yang cocok untuk tumbuh di kota Malang.
sketsanya Ata keren,
rumah bu dosen cantik banget, seperti ngeliat ilustrasi di Lima Sekawan, kayak rumah2 di Inggris gitu,
penataan kawasan jaman dulu memang memperhatikan kesesuaian bangunan dan lingkungan ya, sayang kalau sampai dirubah,
pasti Malang cantik sekali ya, belum pernah ke sana….
udah jalan ke Malang bulan Juni 2014 dan walai cuma sebentar wajib mampir ke Ijen Boulevard karena pengaruh tulisan ini, thanks Atta
jiahaha, narsis euy
Tulisan Ata keren! Ata berbakat deh bikin tulisan model begini.
Bundo suka.. bikin jadi kepengen ke Malang.
beneran niyh periode depan Menteri Pariwisata pilihan jatuh kepada sdr. Septarius E Lestiant.
dulu pas gua masih SD, bokap pernah kerja sama ama temen2nya bikin toko buku di malang. jadi kita dulu sering banget ke malang. tapi gak inget lagi ada di jalan apa ya toko nya…
dulu sih malang masih lumayan dingin2 gitu ya.. sekarang katanya gak lagi ya…
Kalo saya melihat dari sisi lain,
bangunan dg arsitektur eropa sengaja dirombak oleh penduduk pribumi pemilik bangunan itu, karena mereka merasakan kenangan pahit jaman penjajahan kalo melihat bangunan ala kompeni berdiri indah nan megah.
Seakan mengingatkan pada kejamnya penjajah.
pengen punya villa kayak di sketsa itu…..
eh ata, aku suka sketsa loh…bikin dong yang banyak.
bisa jadi kartu pos hehehe
Aku ada saudara jauh dari mama yang tinggal di Malang. Pernah ke sana, lalu main ke selekta dsb, tapi lupa apa pernah lewati Ijen Road ngga. Udah berapa puluh tahun lalu sih š
Kasian deh orang malang, ngga pernah untung ;))
EM
tulisan yang sangat keren, informatif sekaligus persuasif, krn bikin bunda jadi pingin ke Malang ……kapan ya?
bunda di undang ke Malang dunk,Mas Ata…….. (* hahaha…ngarep*) š š
lihat sketsa rumah nya Ibu Dosen, jadi inget cerita2 nya charles dickens, rumah2nya model nya sama kayak gini.
salam
kawistraat xixixi abis pada pake straat semua pas jaman kompeni dulu..
satu yang aku inget tentang malang adalah ApeLnya..
pengen banged kesanah,kekebun apeL yang hijau itu.
dan pastinya bicara malang adalah bicara kesejukan,yahkan atta?
arjunostraat aku da sampai ke puncaknya,sayang ndak sempat mampir ke bromo.
attastraats makasi Liputannya,semoga attastraat dan teman temannya bisa melestarikan malang š
semua fotonya keren!!!!
arjuna dan wilerang suda atta š
dingin banged disanah…
hemm kapan yah,insya allah,pengen juga singgah dimalang,merasakan kesejukannya,dan pastinya pohon apelnya š
Hayuuuuks…
Aku udh pernah donk ke Ijen š
diajak jalan2 sama suami hihii
seneng disitu.. rumah2nya rapi..
ah baru tau sejarahnya lewat tulisanmu…
Ga lebay. Yg jadi korban perang kan saudara kita juga.
It just the other side of the history value
selamat pagi
saya asli Arema nih.
di kota Malang, ada 3 spot favorit saya,
Jalan Bandung.
Bunderan Tugu. dan
salah satunya Jalan Ijen ini.
emang mantab !!
terima kasih dan mohon maaf š®
koq ada yang nampang tu nyelip..wkwkw sisa2 jaman prasejarah juga ya hahaha
nice info..jauh ni harus ke malang
salam kenal mas ..
wah jadi kangen kampung halaman nih,sebenernya ibuku asli malang lho,tapi besarnya di surabaya. btw kamu pinter gambar juga ya sep š
kamu orang malang ta? waktu itu juga aku sempet belajar tentang bangunan tempo doeloe, ya gitu deh… banyak yg udah dirubuhkan dan diganti dengan bangunan lebih moderen, atau minimal di renovasi.
sketsanya keren! udah gabung di Indonesia Sketchers belum sih? bikin acara sketching sendiri aja di tempatmu, cari massa yg ada di situ siapa aja…
saya belum pernah ke sana, moga bisa mampir ke sana ya š
belum kesampean maen ke Malang
huhu
haloooo ^^
apa kabar???
kunjungan pelangiii alias blog walkingg. hohohoho…
ayuuukk, mampir ke blog pelangi dan tinggalkan jejak iahhh di
http://pelangiituaku.wordpress.com/2010/08/24/welcome-to-the-next-city-2010-%E2%80%9Cjelajah-kota-depok-2010%E2%80%9D/
artikel ini sedang diikutkan lomba blog, semoga bisa menang yaa.. amiinn..
makasiih untuk partisipasinya =)
salam,
pelangiituaku
sayang sekali kalo bangunan bangunan tempo dulu itu di ganti dengan bangunan modern
hmmm jadi kangen tinggal di malang lagi
aaaaa
Malang adalah salah satu kota favoritku, wlpn aku jarang ke sana. Dan jl Ijen itu selalu kulewati kalau ke sana. Memang keren ya! Makasih infonya Ta, tulisan dan sketsa yg menarik š
diih keren betul itu jalan
pengen ke malang
ata, itu malang deket gak dengan surabaya?
*geografi 6*
Saya juga sering meliwati kawasan indah sambil membayangkan seandainya saya punya rumah disitu.Suasananya enak dan asri.
Pasti harganya mahal ya cak.
Terima kasih atas ulasannya. Salam hangat dari Surabaya
Sketsamu bagus Ta….
dan aku kepengen punya rumah di komplek yang adem seperti di Ijen ini… *ngimpinya kebangeten…
Aku pernah ke Malang, tahun 1988, aku lupa nama daerahnya, tapi di kayak taman bermain dan wisata gitu deh…
Tahun 2000, sempet ke Selekta setelah dari Bromo… beli bibit bunga unik, sempet berhasil tumbuh di Jogja tapi lalu mati š¦ nggak cocok udaranya kali ya…
Yang terakhir tahun 2006, cuma 2 hari 1 malem doang, jadi nggak sempet jalan-jalan, cuma liat-liat Katedral Malang dan makan di toko Oen… :), abis itu balik ke Surabaya lagi karena ikut event kantor suami
Kapan2 pengen ke Malang lagi ah, sambil jajan kripik tempe hehehe…
saya belum pernah ke malang. insya Allah habis lebaran ini ada rencana ke sana. sepertinya menarik nih kota malang, apalagi ada banyak senyuman beredar di sana, hahaha… š
oya, saya pernah dengar kalau malang itu dijuluki kota seribu villa, benarkah itu Ta?
ehm
saya belum pernah ke sana š
Uhoo~~ Uhoo~~ Wah, Ijen Boulevard-nya minjem nama gunung di kota Ayas, tuh. Gunung Ijen š¦
Ping-balik: SMP [Senandung Minggu Petang] « nakjaDimande
wah senangnya … kolaborasi yang menarik neh, hehe. Kutu juga pernah ke Surabaya tapi cuma mampir ke Masjid Al-Akbar aja buat shalat Jum’at. Gede banget yah, hehe. BTW, selain safari ke sana sini, bisa juga menetap di satu masjid tapi memaksimalkan ibadah di sana, hehe just IMHO
senang sekali emang jalan2 d sana š sejak sd sampe smp kalo jalan sehat d sekolahan biasanya lwt ijen. daku jg seneng area jalan bandung. kalo gak salah pernah jg pulang pergi jalan kaki dr sekolah ke museum brawijaya
kemaren kesana, tapi g keliling keliling. š¦
wah..asik juga ntu..dalam waktu dekat ini saya mau ke bromo..tapi mau ke malang dulu..kira2 tempat yang bagus buat dikunjungi apa yah??
Ping-balik: Jatim Trip Episode 5 : Merindui Ijen dan Trembesi di Malang « Tuti Nonka's Veranda
Malang paling ok.. Dibandingkan kota manapun š
Bagus sekali cerita sejarah jalan Ijennya.. Paling seneng tu kalo minggu pagi, di jalan Ijen, depan perpustakaan kota Malang, “Pasar Pagi”. Biasa dulu waktu masih kuliah ngamen di situ.. Bareng2 Cientifico Choir Paduan Suara Fak MIPA Univ Brawijaya. Nyanyi lagu2 populer yang dibawakan dg cara choir..
Di Festival Malang Tempoe Doeloe juga suka ngamen..
Pokoknya Malang TOP BGT!! š
Kangen, menantikan saat balik lagi ke kampung halaman, Malang.. ><
huaaah..yang jelas membuat makin kangen dengan Malang. Dulu sempat berjalan-jalan di situ juga, makanya pas liat fotonya langsung deg! hati saya berdesir..sepertinya Malang ingin segera saya mengunjunginya š
Ping-balik: Sejarah Ijen Boulevard | Ijen Boulevard