Hai.. apa kabar sahabat blogerku..
semoga semuanya sehat dan berbahagia.. amiin..
kebetulan beberapa waktu yang lalu aku dapet hadiah buku dari sahabat yang baik hati.. daripada blog ini nganggur ampek lumutan, mending aku bikin resensi buku aja yah.. 😀 itung-itung sebagai ucapan terimakasih dan laporan, ini lho aku udah baca ampek kelar buku hadiahnya.. hihihi… 😀
sebenarnya ada tiga buku yang aku dapet..
Manjali dan Cakrabirawa -Ayu Utami-
The Alchemist -Paulo Coelho-
Sang Nabi -Kahlil Gibran-
tapi kali ini ngulas Manjali dulu aja kali ya..
Manjali dan Cakrabirawa [MDC] merupakan novel keempat Ayu Utami.. Novel ini adalah sekuel dari novel sebelumnya, Bilangan Fu.. tokoh-tokoh utamanya masih sama.. yaitu 3 orang sahabat, Parang Jati, Sandi Yuda dan kekasihnya Marja Manjali..
Jika novel Bilangan Fu mengambil latar perbukitan kapur Watugunung di pantai selatan jawa tengah lengkap dengan cerita-cerita para pemanjat tebing..
sedangkan Manjali dan Cakrabirawa berpindah setting ke daerah candi Calwanarang di sebelah timur kaki gunung lawu..
negatif poin : menurutku novel keempatnya ini kurang rapi jika dibandingkan dengan Bilangan Fu.. Penulisan tentang info-info sejarah kurang halus sehingga terkesan seperti terlalu dipaksakan, jadi seolah-olah seperti membaca buku sejarah saja..
sayangnya lagi ia tak bisa mengendalikan emosinya ketika membahas tentang G/30/S PKI 65, tentara yang melanggar ham, demokrasi maupun modernisasi… tiba-tiba ia menjadi penceramah.. dan apa yang disampaikan itu tak mengandung hal baru sama sekali..
memang dari novel pertamannya Saman, Ayu kelihatan banget anti militerisme.. ^^
positif poin : ia berhasil dalam membuat jalinan cerita yang saling terhubung.. misalnya nama belakang marja, manjali yang sama dengan putri calon arang yaitu Ratna Manjali..
cakrabirawa, mantra ampuh yang berhubungan dengan pki..
atau lagu dany boy dengan murni, nenek tua penjual kayu bakar..
Bagian terakhir novel ini benar-benar memunculkan konflik yang dramatis. Musa wanara, seorang Perwira AD, yang sangat patuh terhadap Pancasila dan Negara, namun tidak patuh terhadap masyarakatnya di hadapkan bahwa ia sebenarnya anak sang perempuan tua, mantan aktifis Gerwani serta memiliki seorang ayah Anggota Pasukan Cakrabirawa..
bagaimana Negara menyikapi ini, bukankah 7 turunan dari masyarakat yang terlibat G 30 S/PKI tidak boleh ada yang terlibat dalam pemerintahan..
Bagaimana Musa menerima kenyataan ini? Ternyata Ibunya seorang Mantan Anggota Gerwani dan ayahnya Mantan anggota Pasukan Cakrabirawa..
dan yang selama ini mantra Cakrabirawa dianggapnya sebagai sebuah mantra yang mujarab untuk guna-guna..
Bagaimana juga nasib Perempuan tua tersebut..? masihkan menjadi bulan-bulanan pemerintah setelah puluhan tahun lamanya tidak tahu menahu tentang hiruk pikuk politik Indonesia..
bagaimana tentang jalinan kisah cinta segitiga Yuda, manjali dan parang jati..?
apa hubungan nama manjali dengan candi calwanarang..? silahkan penasaran, karena jawabannya ada di novel ke-5 Ayu Utami yang entah kapan bakal terbit.. hehehe.. ..
ps: buat yang berbaik hati memberi hadiah buku, makasih… 🙂
kOmentAr